7 Strategi Ampuh Lindungi OT (Operational Technologies) dan CI (Critical Infrastructure) dari Ancaman Siber

Ditulis oleh :

rexy

7 Strategi Ampuh Lindungi OT (Operational Technologies) dan CI (Critical Infrastructure) dari Ancaman Siber

Halo para pembaca yang peduli akan keamanan digital! Di era transformasi digital yang serba cepat ini, kita semakin bergantung pada teknologi untuk menjalankan berbagai aspek kehidupan. Namun, seiring dengan kemajuan tersebut, muncul pula tantangan serius berupa ancaman siber yang kian canggih, terutama bagi Operational Technologies (OT) dan Critical Infrastructure (CI) kita.

Ancaman terhadap sistem OT dan CI bukan lagi sekadar isu teknis semata, melainkan ancaman nyata yang bisa berdampak pada keselamatan manusia, lingkungan, bahkan keamanan nasional. Bayangkan saja, serangan siber bisa mengganggu pasokan listrik, sistem transportasi, atau bahkan layanan kesehatan. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan strategi perlindungan yang efektif adalah sebuah keharusan. Mari kita selami bersama tujuh strategi penting untuk menjaga benteng pertahanan digital kita tetap kokoh.

 

Mengapa OT dan CI Menjadi Target Empuk?

Sebelum masuk ke strategi, penting untuk memahami mengapa sistem OT dan CI begitu menarik bagi para penyerang siber. Ada beberapa alasan utama di balik tren peningkatan serangan ini:

  • Taruhan yang Tinggi: Sistem OT dan CI mengelola layanan esensial. Gangguan di sini bisa menyebabkan kerugian finansial besar, kerusakan fisik, bahkan korban jiwa. Hal ini menarik perhatian pelaku ancaman yang didukung negara (state-sponsored), yang sering kali termotivasi oleh tujuan geopolitik.
  • Praktik Keamanan yang Belum Matang: Banyak sistem OT dirancang untuk operasi khusus dan seringkali kurang dilengkapi fitur keamanan dasar seperti autentikasi, patching, atau enkripsi. Integrasi yang meningkat antara IT dan OT seringkali mengekspos sistem OT dasar yang kurang terlindungi ini pada ancaman canggih.
  • Teknologi dan Protokol yang Berbeda: Sistem OT memiliki keterbatasan daya dan memori dibandingkan sistem IT. Mereka juga menggunakan protokol komunikasi khusus yang seringkali tidak aman. Hal ini mempersulit penerapan kontrol keamanan siber berbasis IT, sehingga makin membahayakan keamanan mereka.

Meskipun pengawasan legislatif telah ditingkatkan, laporan menunjukkan peningkatan signifikan dalam intrusi siber pada organisasi OT dan CI. Jadi, apa yang harus dilakukan organisasi secara berbeda?

 

Baca juga : 10 Best Practice dalam Cyber Security yang Harus Diterapkan Perusahaan Anda

 

1. Sesuaikan Strategi Keamanan Siber OT dengan Lingkungan Anda

Seringkali, tim keamanan siber cenderung mereplikasi langkah-langkah keamanan IT ke lingkungan OT. Namun, pendekatan ini bisa berbahaya. Menerapkan kontrol yang berfokus pada IT, seperti patching rutin atau enkripsi, dapat mengganggu operasi esensial OT dan bahkan menciptakan kerentanan baru. Mengakui perbedaan mendasar antara IT dan OT adalah kunci utama strategi keamanan siber OT yang efektif.

Prioritas utama OT adalah ketersediaan (availability), sementara IT lebih fokus pada kerahasiaan (confidentiality). Langkah-langkah keamanan yang memerlukan reboot atau membatasi perangkat lunak mungkin tidak cocok untuk OT. Dalam manajemen risiko OT, pendekatan yang digunakan adalah SAFIRP (So Far As Is Reasonable Practicable), di mana semua langkah yang masuk akal diambil untuk menghilangkan risiko keselamatan dan lingkungan. Untuk itu, pemimpin siber dapat memanfaatkan framework khusus OT seperti IEC 62443 dan NIST Guide to ICS security.

2. Pastikan Keselarasan Strategis dengan Tujuan Bisnis

Keamanan siber OT yang sukses tidak bisa berjalan sendiri; ia harus selaras dengan tujuan bisnis inti. Pertimbangkan faktor-faktor spesifik industri dan geografis. Misalnya, strategi keamanan siber di sektor penerbangan harus mendukung persyaratan keselamatan dan keandalan yang ketat, serta memenuhi kewajiban legislatif di wilayah operasionalnya.

Di sisi lain, operasi SCADA (seperti utilitas atau energi) memerlukan strategi yang mencakup personel, proses, dan teknologi di fasilitas yang terdesentralisasi. Penting untuk melibatkan pemangku kepentingan bisnis dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi ini untuk memastikan keselarasan dan mendapatkan dukungan yang diperlukan demi keberhasilan.

3. Manfaatkan Kekuatan dan Atasi Kelemahan Tim Lintas Fungsi

Keamanan siber yang efektif di lingkungan industri menuntut kolaborasi erat antara tim OT, IT, dan keamanan siber. Memanfaatkan kekuatan mereka memastikan inisiatif yang berkelanjutan. Tanpa visi yang terpadu, tim bisa bergerak ke arah yang berbeda.

  • Manfaatkan Keahlian Beragam: Gabungkan pengetahuan profesional OT, IT, dan keamanan siber untuk mengatasi tantangan konvergensi OT/IT.
  • Pengambilan Keputusan Kolaboratif: Promosikan komunikasi lintas batas dan silo untuk menyelaraskan prioritas operasional dan keamanan siber.
  • Atasi Perbedaan Budaya dan Kesenjangan Keterampilan: Adakan pelatihan silang dan standarisasi terminologi.
  • Atasi Prioritas Bersaing dan Keterbatasan Sumber Daya: Bangun tata kelola yang transparan, peran yang terdefinisi, tujuan yang terprioritaskan, dan visi bersama untuk menyelaraskan tujuan dan menciptakan efisiensi.

4. Bangun Proses untuk Kesadaran Aset dan Risiko yang Komprehensif

Visibilitas aset yang terbatas dan infrastruktur lama menimbulkan risiko OT yang signifikan. Ada tiga strategi sederhana namun kuat untuk mengatasi risiko umum ini:

  • Terapkan Visibilitas Aset: Gunakan alat otomatis untuk melacak dan mengkategorikan aset OT berdasarkan tingkat kritikalitasnya. Alat seperti dari Tenable, Nozomi, Forescout, atau Claroty dapat membantu melakukan pemindaian aktif dan pasif untuk mengotomatiskan visibilitas aset.
  • Lakukan Penilaian Risiko: Evaluasi secara menyeluruh ancaman dan kerentanan di seluruh sistem OT. Pedoman penilaian risiko OT IEC 62443-3-2 dapat diadopsi untuk kesadaran risiko aset OT yang lengkap.
  • Atasi Infrastruktur Lama: Sistem lama seringkali tidak memiliki kontrol yang diperlukan untuk pertahanan siber. Mitigasi risiko ini melalui kontrol kompensasi, termasuk isolasi sistem lama di jaringan, kontrol akses yang membatasi akses hanya pada personel esensial, dan virtual patching untuk mengidentifikasi serta mencegat jalur ancaman.

5. Terapkan Segmentasi Jaringan dan Kemampuan Zero Trust

Keamanan jaringan yang kuat di lingkungan OT/ICS (Industrial Control Systems) mengurangi dampak serangan siber dengan mengisolasi sistem berdasarkan fungsi dan sensitivitas. Pendekatan ini juga membantu mengisolasi infrastruktur lama dari jaringan yang lebih luas, sehingga mengurangi kemungkinan kompromi.

Desain arsitektur OT yang efektif menggunakan standar seperti IEC 62443-3-2, Purdue Model, dan pedoman CISA Zero Trust. Prioritaskan aset penting dan aset lama dengan kontrol keamanan yang buruk terlebih dahulu. Perlakukan setiap koneksi di luar jaringan ICS utama sebagai koneksi jarak jauh dan amankan di batas jaringan.

6. Adopsi Pemantauan dan Deteksi Keamanan

Pola komunikasi jaringan OT bersifat deterministik dan jarang menyimpang dari norma. Fitur ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemantauan berkelanjutan dan deteksi dini insiden keamanan siber. Gunakan IPS/IDS (Intrusion Prevention/Detection Systems) yang aware terhadap OT, alat EDR (Endpoint Detection and Response), dan sensor untuk pemantauan berkelanjutan.

Tingkatkan deteksi dengan analitik berbasis AI untuk identifikasi pola dan prediksi ancaman. Memanfaatkan layanan Managed Detection and Response (MDR) 24/7 yang hemat biaya dan khusus OT juga bisa menjadi pilihan tepat.

7. Bangun Rencana untuk Ketahanan Operasional

Lingkungan OT tidak memiliki toleransi terhadap downtime karena mendukung penyediaan layanan penting yang berkelanjutan. Berdasarkan Business Impact Assessments (BIA), terapkan redundansi, backup, dan mekanisme failover.

Kembangkan Rencana Pemulihan Bencana (DR) dan Rencana Kelangsungan Bisnis (BCP) yang disesuaikan. Uji rencana-rencana ini secara teratur untuk memastikan kesiapan dan pemulihan cepat selama insiden siber.

 

Baca juga : Pembaruan Terbaru ISO/IEC 27701:2024 dan Dampaknya bagi Keamanan Data

 

Tingkatkan Benteng Pertahanan Digital Anda dengan Cyber Security Maturity Assessment!

Setelah menyimak tujuh strategi krusial untuk melindungi Operational Technologies (OT) dan Critical Infrastructure (CI) dari serangan siber yang kian canggih, Anda tentu memahami pentingnya keselarasan strategi, kolaborasi tim, hingga pemantauan keamanan yang ketat. 

Artikel ini menggarisbawahi bahwa keamanan siber yang efektif dimulai dari pemahaman mendalam tentang lingkungan spesifik Anda dan kesiapan sistem yang ada. Namun, bagaimana Anda bisa mengetahui seberapa matang pertahanan siber organisasi Anda saat ini, dan di mana area yang perlu diperkuat untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang?

Inilah saatnya untuk mengambil langkah proaktif yang lebih jauh. Untuk membantu Anda memahami secara detail posisi keamanan siber organisasi Anda dan memetakan jalan menuju ketahanan yang lebih baik, kami merekomendasikan Cyber Security Maturity Assessment dari Proxsis IT. 

Layanan ini dirancang khusus untuk mengevaluasi kemampuan keamanan siber Anda, mengidentifikasi celah yang mungkin terlewatkan, dan memberikan rekomendasi yang terukur. Dengan asesmen ini, Anda tidak hanya mendapatkan gambaran yang jelas tentang tingkat kematangan keamanan siber Anda, tetapi juga peta jalan yang konkret untuk menerapkan strategi-strategi yang telah kita bahas, seperti segmentasi jaringan, pemantauan proaktif, dan rencana ketahanan operasional. 

 

Baca juga : Cara IT GRC Assessment Melindungi Bisnis Anda dari Ancaman Siber

 

Kesimpulan

Sebagai penutup artikel ini, jelas terlihat bahwa perlindungan Operational Technologies (OT) dan Critical Infrastructure (CI) bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan mendesak. Dengan terus meningkatnya ancaman siber yang didukung oleh motivasi geopolitik dan semakin kompleksnya modus operandi, organisasi harus bergerak melampaui pendekatan keamanan tradisional IT dan mengadopsi strategi yang disesuaikan secara khusus untuk lingkungan OT yang unik. Kesadaran akan aset, kolaborasi lintas fungsi, dan komitmen terhadap ketahanan operasional adalah fondasi yang tak tergantikan.

Membangun benteng pertahanan digital yang kuat memerlukan pendekatan yang holistik, proaktif, dan berkelanjutan. Dengan menerapkan tujuh strategi kunci—mulai dari menyesuaikan strategi, menyelaraskan dengan tujuan bisnis, hingga membangun rencana ketahanan—kita dapat secara signifikan mengurangi risiko serangan, menjaga kelangsungan layanan esensial, dan melindungi nilai-nilai inti dari masyarakat kita. Mari bersama-sama membangun ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh untuk masa depan.

 

FAQ (Frequently Asked Questions)

  1. Apa perbedaan utama antara keamanan siber IT dan OT?
    Jawaban: Keamanan siber IT (Information Technology) umumnya berfokus pada kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Sementara itu, keamanan siber OT (Operational Technology) sangat menekankan pada ketersediaan sistem, karena gangguan sekecil apa pun dapat berdampak langsung pada operasi fisik, keselamatan manusia, atau lingkungan. Sistem OT juga sering menggunakan protokol komunikasi yang berbeda dan lebih rentan terhadap serangan.
  1. Mengapa infrastruktur kritis (CI) menjadi target utama serangan siber?
    Jawaban: Infrastruktur kritis (CI) menjadi target utama karena gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan konsekuensi yang luas dan parah, termasuk kerugian ekonomi besar, hilangnya nyawa, kerusakan lingkungan, dan ancaman terhadap keamanan nasional. Motivasi pelaku serangan sering kali bervariasi, mulai dari keuntungan finansial hingga tujuan geopolitik yang didukung oleh negara.
  1. Apa itu konsep “Zero Trust” dalam konteks keamanan OT?
    Jawaban: Konsep “Zero Trust” berarti bahwa tidak ada entitas (pengguna, perangkat, aplikasi) yang secara otomatis dipercaya, baik di dalam maupun di luar perimeter jaringan. Setiap akses harus diverifikasi secara ketat. Dalam konteks OT, ini berarti setiap koneksi, bahkan di dalam jaringan OT, harus dianggap sebagai potensi ancaman dan memerlukan autentikasi serta otorisasi yang ketat sebelum diizinkan mengakses sumber daya.
  1. Mengapa penting untuk menyesuaikan strategi keamanan siber OT dengan lingkungan unik organisasi?
    Jawaban: Penting untuk menyesuaikan strategi karena sistem OT memiliki karakteristik operasional yang berbeda dengan IT. Menerapkan kontrol keamanan IT secara membabi buta ke lingkungan OT dapat mengganggu operasi vital, merusak peralatan, atau bahkan menciptakan kerentanan baru. Strategi harus mempertimbangkan prioritas ketersediaan OT, sensitivitas terhadap downtime, dan penggunaan teknologi serta protokol yang spesifik.
  1. Bagaimana peran tim lintas fungsi (IT, OT, keamanan siber) dalam melindungi OT?
    Jawaban: Peran tim lintas fungsi sangat krusial. Keamanan OT yang efektif membutuhkan kolaborasi erat antara para ahli OT (yang memahami operasional sistem), ahli IT (yang memahami infrastruktur jaringan), dan ahli keamanan siber (yang memahami ancaman dan mitigasinya). Kolaborasi ini membantu mengatasi perbedaan budaya, menyelaraskan prioritas, dan memanfaatkan keahlian beragam untuk membangun pertahanan yang komprehensif.
  1. Apa saja langkah awal yang harus diambil organisasi untuk meningkatkan keamanan OT?
    Jawaban: Langkah awal yang krusial adalah melakukan penilaian visibilitas aset untuk mengetahui secara pasti aset OT apa saja yang dimiliki dan tingkat kritikalitasnya. Setelah itu, lakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi celah keamanan dan potensi ancaman. Kemudian, fokus pada segmentasi jaringan untuk mengisolasi aset penting dan menerapkan kontrol akses ketat berdasarkan prinsip least privilege.

 

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

Tren Ancaman Siber di Indonesia Meningkat? Berikut Fakta yang Harus Diketahui

Tren Ancaman Siber di Indonesia Meningkat? Berikut Fakta yang Harus Diketahui

Di Balik Perkembangan AI 2025 Ternyata Ada Penerapan Data Center Modern, Bagaimana Cara Kerjanya?

Di Balik Perkembangan AI 2025 Ternyata Ada Penerapan Data Center Modern, Bagaimana Cara Kerjanya?

Mengenal Konvergensi IT/OT: Risiko dan Keuntungannya

Mengenal Konvergensi IT/OT: Risiko dan Keuntungannya

7 Strategi Ampuh Lindungi OT (Operational Technologies) dan CI (Critical Infrastructure) dari Ancaman Siber

7 Strategi Ampuh Lindungi OT (Operational Technologies) dan CI (Critical Infrastructure) dari Ancaman Siber

AI Adversarial Mengancam Industri Keuangan 2025

AI Adversarial Mengancam Industri Keuangan 2025

Mengenal Neuroteknologi: Teknologi Canggih untuk Meningkatkan Otak

Mengenal Neuroteknologi: Teknologi Canggih untuk Meningkatkan Otak

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Dicky Tori Dwi Darmawan

Riska Oktaviani

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us