Ancaman Siber Tahun 2025? Begini Prediksi 12 Pakar Keamanan Siber

Ditulis oleh :

rexy

Ancaman Siber Tahun 2025? Begini Prediksi 12 Pakar Keamanan Siber

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, ancaman siber juga semakin berkembang dan menjadi lebih kompleks. Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun penuh tantangan bagi organisasi, pemerintah, dan individu dalam menjaga keamanan siber mereka. 

Para pakar dari Center for Internet Security (CIS) telah mengidentifikasi berbagai ancaman yang diprediksi akan mendominasi lanskap keamanan siber di tahun mendatang. Berikut adalah 12 prediksi utama yang perlu diperhatikan:

1. Peningkatan Serangan Phishing dengan AI Generatif

Marci Andino, Wakil Presiden EI-ISAC®, mengantisipasi bahwa teknologi AI generatif akan memungkinkan pelaku kejahatan siber membuat email phishing yang lebih canggih dan meyakinkan. Dengan meningkatnya penggunaan AI untuk meniru gaya penulisan manusia, organisasi dan individu perlu lebih waspada terhadap ancaman ini, terutama dalam pemilu dan transaksi bisnis. Phishing berbasis AI mampu menghindari filter deteksi konvensional dengan meniru komunikasi yang lebih personal dan kontekstual.

 

Baca juga : 20 Aplikasi AI Generatif di Industri: Dari Manufaktur, Kesehatan, hingga Hiburan

 

2. Penerapan Zero Trust yang Lebih Luas

Sean Atkinson, Chief Information Security Officer CIS, menekankan bahwa pendekatan Zero Trust akan menjadi standar baru dalam keamanan siber. Konsep ini mengharuskan organisasi untuk tidak mempercayai siapa pun secara otomatis, bahkan pengguna internal, sehingga setiap akses harus diverifikasi secara ketat. Zero Trust mengharuskan penggunaan autentikasi multifaktor, enkripsi data yang lebih ketat, serta analisis perilaku pengguna secara berkelanjutan.

 

3. Ancaman Terhadap Infrastruktur Kritis

John Gilligan, Presiden dan CEO CIS, memperingatkan bahwa infrastruktur penting seperti jaringan listrik, sistem air, dan transportasi akan menjadi target utama serangan siber. Dengan meningkatnya ketergantungan pada sistem digital, penting bagi sektor publik dan swasta untuk memperkuat pertahanan mereka. Serangan terhadap infrastruktur kritis dapat menyebabkan gangguan besar dalam layanan masyarakat, menimbulkan dampak ekonomi, serta mempengaruhi keamanan nasional.

 

Baca juga : Mengenal Zero Trust Architecture: Pengertian, Prinsip, dan Cara Penerapannya di Dunia Modern

 

4. Evolusi Ransomware

Steve Spano, Presiden Pusat Operasi Keamanan Siber, memprediksi bahwa ransomware akan semakin canggih, dengan pelaku menargetkan data sensitif dan menuntut tebusan dalam jumlah lebih besar. Selain enkripsi data, pelaku kini juga mengancam untuk menyebarluaskan data curian jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Organisasi perlu menerapkan strategi pencadangan data yang lebih kuat dan menerapkan kebijakan keamanan yang ketat untuk mengurangi risiko ini.

 

5. Peningkatan Serangan pada Perangkat IoT

Kathleen Moriarty, CTO CIS, menyoroti bahwa semakin banyak perangkat Internet of Things (IoT) yang terhubung ke internet akan meningkatkan risiko serangan siber. Perangkat pintar yang tidak memiliki keamanan yang memadai bisa menjadi celah masuk bagi penyerang untuk mengakses jaringan yang lebih luas. Solusi keamanan seperti autentikasi perangkat, pembaruan firmware yang teratur, dan segmentasi jaringan menjadi semakin penting untuk diterapkan.

 

Baca juga : Pengendali dan Prosesor Data Pribadi, Apa Perbedaannya Menurut UU PDP?

 

6. Ancaman dari Dalam (Insider Threats)

Tony Sager, Senior VP dan Chief Evangelist CIS, menekankan bahwa ancaman dari dalam organisasi, baik disengaja maupun tidak, akan tetap menjadi perhatian utama. Serangan yang dilakukan oleh orang dalam sering kali sulit dideteksi karena mereka sudah memiliki akses ke sistem. Oleh karena itu, organisasi harus meningkatkan pelatihan keamanan bagi karyawan serta menerapkan sistem pemantauan yang lebih efektif, seperti pemantauan aktivitas pengguna dan analisis perilaku anomali.

 

7. Serangan Berbasis Cloud

Phil White, Direktur Operasi Keamanan Siber, mengantisipasi peningkatan serangan terhadap infrastruktur cloud. Seiring dengan banyaknya organisasi yang memindahkan data dan layanan mereka ke cloud, keamanan cloud harus menjadi prioritas utama dengan menerapkan autentikasi multi-faktor dan enkripsi data yang kuat. Pelaku siber akan menargetkan konfigurasi cloud yang lemah serta celah keamanan dalam penyimpanan dan pemrosesan data.

 

Baca juga : Contoh Penggunaan AI untuk Mendeteksi Ancaman dalam Pelatihan Siber

 

8. Penggunaan AI dalam Pertahanan Siber

Curtis Dukes, Executive VP dan General Manager CIS, menyatakan bahwa AI tidak hanya menjadi alat bagi penyerang tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber secara real-time. AI dapat membantu dalam analisis anomali, otomatisasi respons insiden, dan peningkatan deteksi malware. Teknologi AI juga dapat mengurangi ketergantungan pada analisis manual yang memakan waktu dan meningkatkan efisiensi dalam mitigasi serangan.

 

9. Regulasi Keamanan Siber yang Lebih Ketat

Brigadir Jenderal (Purn.) Steven J. Spano memprediksi bahwa pemerintah di berbagai negara akan semakin memperketat regulasi terkait keamanan siber. Hal ini bertujuan untuk melindungi data publik dan infrastruktur kritis, serta memastikan bahwa perusahaan dan organisasi mematuhi standar keamanan yang lebih ketat. Peningkatan regulasi ini akan mencakup pelaporan insiden siber yang lebih transparan serta sanksi terhadap kelalaian dalam keamanan data.

 

Baca juga : 11 Langkah Efektif Membuat Kebijakan Keamanan Informasi Perusahaan

 

10. Peningkatan Kesadaran Keamanan Siber

Jane Holl Lute, Anggota Dewan CIS, berharap adanya peningkatan kesadaran dan pendidikan terkait keamanan siber. Dengan meningkatnya ancaman, baik individu maupun organisasi harus lebih memahami pentingnya keamanan siber serta cara melindungi data dan sistem mereka. Pelatihan dan simulasi serangan siber dapat membantu meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ancaman nyata.

 

11. Kolaborasi Internasional dalam Keamanan Siber

Robert H. “Bob” Rowe, Anggota Dewan CIS, menekankan bahwa ancaman siber bersifat global, sehingga kerja sama internasional sangat diperlukan. Negara-negara dan organisasi global harus bekerja sama dalam berbagi informasi, teknologi, dan strategi untuk menghadapi serangan siber yang semakin kompleks. Standarisasi keamanan internasional dan aliansi antar negara dapat meningkatkan efektivitas respons terhadap serangan siber global.

 

Baca juga : Bagaimana ISO 27001 dan ISO 27002 dalam Manajemen Keamanan Informasi Saling Melengkapi?

 

12. Perkembangan Teknologi Enkripsi

Dr. Clifford Stoll, Anggota Dewan CIS, memprediksi bahwa teknologi enkripsi akan terus berkembang untuk melindungi data dari ancaman yang semakin canggih. Organisasi harus berinvestasi dalam teknologi enkripsi terbaru untuk memastikan bahwa informasi sensitif tetap aman dari peretas. Algoritma enkripsi yang lebih kuat serta implementasi teknologi kuantum dalam keamanan siber akan menjadi perhatian utama di masa depan.

Kesimpulan

Prediksi ancaman siber tahun 2025 menunjukkan bahwa tantangan keamanan siber akan semakin kompleks dan beragam. Organisasi, pemerintah, dan individu harus proaktif dalam memperbarui strategi keamanan mereka, mengadopsi teknologi terbaru, meningkatkan pelatihan keamanan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat lebih siap menghadapi ancaman siber yang terus berkembang di tahun-tahun mendatang.

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

Mengapa Penindakan Kejahatan Siber di RI Masih Lemah?

Mengapa Penindakan Kejahatan Siber di RI Masih Lemah?

Pentingnya ISO 27001 untuk Keamanan Data Bank dan Perlindungan Nasabah

Mencegah Kebocoran Data Nasabah: Ini Regulasi yang Harus Diterapkan oleh Bank

Mencegah Kebocoran Data Nasabah: Ini Regulasi yang Harus Diterapkan oleh Bank

Kebocoran Data Bank: Ini Perlindungan Hukum bagi Nasabah dan Tanggung Jawab Bank

Kebocoran Data Bank: Ini Perlindungan Hukum bagi Nasabah dan Tanggung Jawab Bank

7 Cara Bank Melindungi Data Nasabah di Era Digital Banking

7 Cara Bank Melindungi Data Nasabah di Era Digital Banking

Peran Karyawan dalam Keamanan Data Perusahaan

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Dicky Tori Dwi Darmawan

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us