Apa Bedanya Serangan DoS dan DDoS? Ini Cara Melindungi Data Sesuai Standar ISO/IEC 27701:2019

Ditulis oleh :

rexy

Apa Bedanya Serangan DoS dan DDoS? Ini Cara Melindungi Data Sesuai Standar ISO/IEC 27701:2019

Halo Sobat IT! Di dunia yang semakin digital dan kompleks ini, kita semua harus waspada terhadap ancaman serangan siber, terutama DoS (Denial of Service) dan DDoS (Distributed Denial of Service). 

Ternyata serangan ini bisa membuat situs web atau layanan online tidak bisa diakses, dan ini tentu saja mengganggu. 

Yuk, kita bahas perbedaannya dan bagaimana melindungi data Anda dengan standar keamanan terbaru!

Apa Itu Serangan DoS dan DDoS?

Serangan DoS terjadi ketika seorang penyerang mengirimkan banyak permintaan ke server, melebihi kapasitas yang bisa ditangani. Akibatnya, server menjadi lambat atau bahkan berhenti berfungsi. Bayangkan seperti jalan yang macet total karena terlalu banyak kendaraan yang masuk sekaligus.

Serangan DDoS lebih kompleks karena melibatkan banyak komputer yang menyerang secara bersamaan dari berbagai lokasi. Serangan ini menggunakan botnet (sekumpulan perangkat yang sudah terinfeksi malware) untuk meluncurkan serangan besar-besaran. Hasilnya, dampaknya jauh lebih merusak, bahkan bisa membuat seluruh layanan online terhenti.

 

Baca juga : Mengenal Proxy Server: Definisi, Cara Kerja, dan Peranannya dalam Keamanan Data Pribadi

 

Mengapa DDoS Lebih Sulit Dideteksi?

DDoS lebih sulit dideteksi karena serangan ini datang dari berbagai sumber sekaligus, membuatnya tampak seperti lalu lintas biasa. Akibatnya, sulit bagi sistem keamanan untuk membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak. Serangan ini bisa menyebabkan gangguan besar, menghambat akses layanan, dan berdampak luas pada banyak pengguna.

 

Baca juga : Sejarah Perang Siber dan 5 Serangan Siber (Cyber Warfare) Fenomenal

 

Dampak Serangan DoS dan DDoS

Serangan semacam ini tidak hanya merepotkan, tapi bisa merugikan secara finansial, reputasi, dan operasional. Sebagai contoh, serangan DDoS yang menimpa Dyn DNS pada 2016 mempengaruhi layanan besar seperti Amazon, Twitter, dan Netflix. Dalam hitungan jam, layanan ini tidak bisa diakses di berbagai negara, menunjukkan betapa seriusnya dampak serangan DDoS.

Serangan ini bisa menghentikan layanan penting, membuat pelanggan kecewa, dan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Pemerintah juga bisa terdampak jika layanan publik terganggu, sementara individu mungkin kehilangan akses ke layanan penting yang mereka butuhkan sehari-hari.

 

Baca juga : Mengenal Virus Trojan Horse dan Cara Efektif Menghadapinya

 

Tren Serangan DDoS di Tahun 2024

Pada 2024, serangan DDoS terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya perangkat Internet of Things (IoT), seperti kamera pintar, alat rumah tangga, dan lainnya. Sayangnya, banyak perangkat ini tidak memiliki sistem keamanan yang kuat, membuatnya mudah diretas dan digunakan untuk serangan.

Selain itu, cloud computing yang semakin populer juga menciptakan risiko baru. Meskipun cloud menawarkan banyak manfaat, jika terkena serangan DDoS, dampaknya bisa menyebar ke berbagai layanan yang bergantung padanya. Remote working juga menambah celah bagi serangan, karena jaringan rumah seringkali kurang terlindungi dibandingkan jaringan kantor.

 

Baca juga : Tips Menyusun IT Disaster Recovery Plan (IT DRP)

 

Cara Mendeteksi dan Melindungi Diri dari Serangan DoS dan DDoS

Bagaimana kita bisa mendeteksi jika serangan DoS atau DDoS sedang terjadi? Beberapa tanda yang perlu diperhatikan adalah:

  • Performa Website yang Lambat: Jika website biasanya cepat, tapi tiba-tiba menjadi sangat lambat, ini bisa jadi tanda serangan.
  • Server Tidak Merespons: Jika server tidak merespons atau muncul pesan kesalahan, ini mungkin karena server tidak mampu menangani banyaknya permintaan yang masuk.
  • Akses Diblokir: Jika akses ke situs tertentu diblokir tanpa alasan jelas, ini bisa jadi indikator adanya serangan.

Untuk melindungi diri dari serangan, berikut langkah-langkah yang bisa diambil:

  1. Gunakan Sistem Monitoring: Alat pemantauan akan membantu mendeteksi lonjakan lalu lintas yang tidak wajar.
  2. Pasang Firewall yang Kuat: Firewall yang baik dapat menyaring lalu lintas berbahaya.
  3. Solusi Anti-DDoS: Menggunakan layanan anti-DDoS dari penyedia terpercaya akan memfilter lalu lintas yang berbahaya.
  4. Gunakan Load Balancer: Alat ini membantu mendistribusikan beban lalu lintas ke beberapa server, mengurangi risiko server kewalahan.

 

Baca juga : Pentingnya Kepatuhan ISO/IEC 27701:2019: Perlindungan Data Pribadi dari Ancaman Doxing 

 

Prediksi Serangan DoS dan DDoS di Tahun 2025

Menghadapi tahun 2025, ancaman serangan DoS dan DDoS diprediksi akan semakin meningkat, baik dari segi frekuensi maupun kompleksitas. Beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap peningkatan serangan ini meliputi perkembangan pesat perangkat Internet of Things (IoT), kemajuan dalam cloud computing, serta meningkatnya tren remote working.

  1. Peningkatan Perangkat IoT
    Pada tahun 2025, diperkirakan akan ada lebih dari 75 miliar perangkat IoT yang terhubung di seluruh dunia. Sayangnya, banyak dari perangkat ini tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai, sehingga rentan diretas dan dimasukkan ke dalam jaringan botnet. Botnet inilah yang sering dimanfaatkan untuk meluncurkan serangan DDoS besar-besaran, karena setiap perangkat yang terinfeksi dapat menyerang target secara bersamaan, menciptakan lonjakan lalu lintas yang sangat besar.
  2. Kemajuan Cloud Computing
    Semakin banyak perusahaan yang beralih ke layanan berbasis cloud untuk menyimpan data dan menjalankan aplikasi. Meski cloud menawarkan banyak manfaat, ia juga menghadirkan risiko baru. Serangan DDoS yang berhasil menargetkan infrastruktur cloud bisa mengganggu berbagai layanan secara bersamaan, membuat perusahaan rentan terhadap downtime yang merugikan.
  3. Remote Working
    Peningkatan pekerja jarak jauh sejak pandemi juga memperluas permukaan serangan siber. Jaringan rumah seringkali kurang terlindungi dibandingkan jaringan kantor, sehingga lebih rentan menjadi titik serangan. Dalam lingkungan ini, serangan DDoS dapat dengan mudah memblokir akses pekerja terhadap sistem perusahaan yang vital, mengganggu produktivitas.

Seiring dengan meningkatnya kemampuan teknologi serangan, solusi untuk menghadapi ancaman ini juga berkembang. Penyedia layanan seperti Akamai melaporkan bahwa serangan DDoS menjadi lebih kompleks dan melibatkan berbagai vektor serangan yang sulit dideteksi. 

Misalnya, pada tahun 2023, serangan terbesar yang mereka tangani mencapai 900 Gbps, dan serangan ini melibatkan kombinasi teknik SYN flood dan Layer 7 untuk merusak sistem lebih cepat dan sulit dilawan.

Penting bagi perusahaan untuk mempersiapkan diri dengan langkah-langkah mitigasi, seperti penggunaan firewall kuat, sistem anti-DDoS, dan load balancer untuk mendistribusikan beban. Hal ini akan membantu meminimalisir dampak serangan yang diprediksi akan semakin masif dan merusak di tahun-tahun mendatang​.

 

Baca juga : 7 Tahapan Audit Sistem Manajemen Privasi Informasi berdasarkan Persyaratan ISO/IEC 27701:2019

 

Bagaimana Perlindungan Siber dengan Standar ISO/IEC 27701:2019?

Ingin melindungi data perusahaan Anda dari serangan siber yang semakin kompleks? Proxsis IT hadir untuk membantu Anda menerapkan standar keamanan data yang sesuai dengan standar ISO/IEC 27701:2019

Standar ini memastikan bahwa perlindungan privasi dan keamanan informasi Anda berada di level tertinggi. Melalui layanan konsultasi kami, Anda akan lebih siap menghadapi ancaman siber, melindungi data pelanggan, dan menjaga reputasi bisnis. Pelajari lebih lanjut di sini!

 

Kesimpulan

Serangan DoS dan DDoS adalah ancaman serius di era digital. Dengan meningkatnya jumlah perangkat IoT dan ketergantungan pada layanan cloud, risiko serangan ini terus bertambah. Namun, dengan deteksi dini, perlindungan yang tepat, dan kepatuhan terhadap standar seperti ISO/IEC 27701:2019, Anda dapat melindungi bisnis Anda dari dampak buruk serangan siber. Proxsis IT siap membantu Anda dalam menerapkan langkah-langkah keamanan terbaik untuk menjaga data dan layanan Anda tetap aman.

5/5 - (1 vote)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

ICoFR adalah: Definisi, Sejarah, Penerapan, Implementasi, Integritas dan Implikasi POJK 15

ICoFR adalah: Definisi, Sejarah, Penerapan, Implementasi, Integritas dan Implikasi POJK 15

Apa Risiko Memasukkan Data Pribadi ke aplikasi DeepSeek AI Assistant

Apa Risiko Memasukkan Data Pribadi ke aplikasi DeepSeek AI Assistant

Transisi ke ISO 27001:2022 - Perbarui Sertifikasi Anda Sebelum Oktober 2025

Transisi ke ISO 27001:2022 – Perbarui Sertifikasi Anda Sebelum Oktober 2025

Menjaga Data Pribadi dalam Perspektif Islam: Prinsip dan Tindakan

Menjaga Data Pribadi dalam Perspektif Islam: Prinsip dan Tindakan

Apa Itu Business Process Mapping dan Strateginya di Tahun 2025?

Apa Itu Business Process Mapping dan Strateginya di Tahun 2025?  

Perlindungan Data Pribadi dalam Islam dan Regulasi Indonesia

Perlindungan Data Pribadi dalam Islam dan Regulasi Indonesia

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Dicky Tori Dwi Darmawan

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us