Mengenal Cyber Maturity Assessment: Pengertian dan Implementasinya

Ditulis oleh :

rexy

Mengenal Cyber Maturity Assessment: Pengertian dan Implementasinya

Dalam era digital yang penuh ancaman siber, seberapa siap perusahaan Anda menghadapi serangan? Dari kebocoran data hingga serangan ransomware, risiko siber semakin kompleks dan merugikan. Namun, banyak perusahaan terlalu percaya diri dengan sistem keamanan mereka, padahal hanya sedikit yang benar-benar memiliki kesiapan tingkat tinggi.  

Di sinilah pentingnya cyber maturity assessment. Penilaian ini membantu organisasi memahami kekuatan, kelemahan, serta aspek yang perlu diperbaiki dalam strategi keamanan siber mereka. Dengan pendekatan yang terstruktur, perusahaan dapat menutup celah keamanan dan meningkatkan ketahanan terhadap ancaman yang terus berkembang.  

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang cyber maturity assessment, manfaatnya, perbedaannya dengan cyber risk assessment, komponen utama, framework yang digunakan, serta cara mengimplementasikannya.  

 

Apa Itu Cyber Maturity Assessment?  

Cyber maturity assessment adalah evaluasi menyeluruh terhadap kemampuan organisasi dalam mengelola dan merespons ancaman siber. Penilaian ini mencakup proses, kebijakan, teknologi, dan budaya keamanan dalam suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk memahami sejauh mana perusahaan mampu melindungi dirinya dari serangan siber serta bagaimana meningkatkan ketahanan jangka panjangnya.  

Menurut laporan Cisco Cybersecurity Readiness Report 2024, hanya 5% organisasi yang memiliki tingkat kesiapan tertinggi dalam keamanan siber. Artinya, sebagian besar perusahaan masih rentan terhadap serangan dan membutuhkan perbaikan berkelanjutan.  

Cyber maturity assessment biasanya mengukur beberapa aspek utama seperti governance, manajemen risiko, kontrol keamanan, respons insiden, dan adaptasi terhadap ancaman baru.  

 

Baca juga : Mengenal Model Capability Maturity dan 5 Level yang Harus Diketahui

 

Perbedaan Cyber Maturity Assessment vs Cyber Risk Assessment 

Banyak perusahaan masih mengira cyber maturity assessment dan cyber risk assessment adalah hal yang sama, padahal keduanya punya fokus yang berbeda.  

Cyber maturity assessment bertujuan untuk mengukur seberapa siap sebuah perusahaan dalam menghadapi ancaman siber. Pendekatannya lebih strategis dan jangka panjang, dengan fokus membangun sistem keamanan yang kuat dan berkelanjutan. Hasilnya berupa tingkat kematangan keamanan siber perusahaan dan rekomendasi perbaikan agar lebih tangguh terhadap serangan.  

Sementara itu, cyber risk assessment lebih fokus pada ancaman spesifik yang ada saat ini. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah keamanan, menganalisis potensi risiko, dan menentukan langkah mitigasi yang harus segera dilakukan. Pendekatannya lebih taktis dan berorientasi pada solusi jangka pendek.  

Singkatnya, cyber risk assessment membantu perusahaan menangani risiko yang ada sekarang, sementara cyber maturity assessment memastikan keamanan siber terus berkembang dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Keduanya penting dan sebaiknya dilakukan secara berkala agar perusahaan selalu aman dari ancaman siber yang terus berkembang.

 

Baca juga : AI dalam Manajemen Risiko: Keunggulan, Implementasi, dan Tren Terbaru untuk Perusahaan 2025

 

7 Komponen Utama Cyber Maturity Assessment  

Cyber maturity assessment mencakup berbagai aspek yang menentukan seberapa siap sebuah organisasi dalam menghadapi ancaman siber. Berikut adalah komponen utama yang harus diperhatikan:  

  1. Governance dan kepemimpinan
    Kepemimpinan yang kuat adalah fondasi keamanan siber yang efektif. Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan yang jelas, mendefinisikan peran dan tanggung jawab, serta memastikan keamanan siber menjadi prioritas dalam strategi bisnis.
  2. Manajemen risiko
    Ancaman siber terus berkembang, sehingga perusahaan perlu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko secara berkala. Dengan pendekatan proaktif, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya ke area yang paling rentan dan memitigasi risiko sebelum menjadi ancaman serius.
  3. Cyber hygiene dan resiliensi
    Praktik dasar keamanan, seperti pembaruan sistem, manajemen akses yang ketat, dan pemantauan keamanan, harus dilakukan secara konsisten. Selain itu, perusahaan juga harus memiliki strategi pemulihan agar dapat bangkit dengan cepat setelah serangan.
  4. Budaya dan kesadaran keamanan
    Karyawan sering menjadi target utama serangan siber, sehingga mereka harus diberikan edukasi dan pelatihan secara rutin. Kampanye kesadaran keamanan dapat membantu membangun budaya yang lebih peduli terhadap keamanan informasi.
  5. Respons dan pemulihan insiden
    Tidak ada sistem yang 100% aman. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki rencana tanggap insiden yang jelas untuk mendeteksi, merespons, dan memulihkan diri dari serangan dengan cepat, guna meminimalkan dampak operasional dan finansial.
  6. Kebijakan dan prosedur
    Kebijakan keamanan yang terstandarisasi memastikan semua tim memahami dan menerapkan langkah-langkah keamanan dengan konsisten. Evaluasi berkala juga penting untuk memastikan kebijakan tetap relevan dengan ancaman yang ada.
  7. Perbaikan berkelanjutan
    Keamanan siber bukanlah proses sekali jalan. Organisasi harus terus mengevaluasi dan meningkatkan sistem keamanan mereka agar selalu siap menghadapi ancaman baru yang semakin kompleks.

Dengan memahami dan menerapkan komponen-komponen ini, perusahaan dapat meningkatkan ketahanan terhadap ancaman siber dan memastikan kelangsungan bisnis di era digital.

 

Baca juga :  Langkah-langkah Implementasi ISO/IEC 27001:2022 dalam Lingkungan Bisnis Anda

 

Framework Cyber Maturity Assessment  

Untuk menilai tingkat kematangan keamanan siber, banyak organisasi mengacu pada framework yang telah teruji dan diakui secara global. Berikut beberapa framework yang umum digunakan:  

  1. NIST Cybersecurity Framework
    Framework ini mengelompokkan keamanan siber ke dalam lima fungsi utama: Identify, Protect, Detect, Respond, dan Recovery. Dengan pendekatan ini, organisasi dapat membangun strategi keamanan yang lebih sistematis dan terstruktur.
  2. ISO/IEC 27001
    Sebagai standar internasional untuk manajemen keamanan informasi, ISO/IEC 27001 membantu organisasi mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko keamanan dengan menerapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai. Kepatuhan terhadap standar ini juga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.
  3. CIS Controls
    Framework ini menyediakan daftar langkah-langkah keamanan prioritas yang dibagi menjadi tiga kategori utama: basic, foundational, dan organizational controls. Pendekatan ini membantu organisasi menerapkan kontrol keamanan secara bertahap berdasarkan tingkat urgensi dan kebutuhan.
  4. FAIR (Factor Analysis of Information Risk)
    Berbeda dengan framework lainnya, FAIR menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengukur risiko keamanan informasi. Metodologi ini membantu organisasi memahami dampak finansial dari risiko siber, sehingga dapat membuat keputusan berbasis data dalam investasi keamanan.

Memilih framework yang tepat tergantung pada kebutuhan, skala bisnis, dan tingkat kompleksitas sistem yang digunakan. Dalam banyak kasus, organisasi menggabungkan beberapa framework untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

 

Baca juga : 19 Juta Serangan Siber di Indonesia Sepanjang 2024, Ini Kata Pakar 

 

7 Cara Melakukan Cyber Maturity Assessment  

Melakukan cyber maturity assessment adalah langkah penting untuk memahami sejauh mana kesiapan keamanan siber suatu organisasi. Berikut adalah proses yang dapat dilakukan:  

  1. Menentukan scope dan tujuan
    Langkah pertama adalah menentukan area yang akan dinilai, seperti sistem IT, kebijakan keamanan, atau kesadaran karyawan terhadap ancaman siber. Dengan scope yang jelas, proses assessment menjadi lebih terarah.
  2. Menggunakan framework yang sesuai
    Pilih framework yang relevan sebagai acuan, seperti NIST Cybersecurity Framework, ISO/IEC 27001, atau CIS Controls. Framework ini membantu dalam mengukur dan membandingkan tingkat kematangan keamanan siber organisasi.
  3. Melakukan evaluasi awal
    Kumpulkan data melalui audit keamanan, wawancara dengan tim IT, serta tinjauan kebijakan dan prosedur yang sudah diterapkan. Evaluasi ini bertujuan untuk memahami kondisi keamanan saat ini.
  4. Menilai maturity level
    Gunakan skala penilaian (misalnya 1-5) untuk mengukur kesiapan organisasi dalam berbagai aspek keamanan siber. Skor ini mencerminkan tingkat kematangan dan area yang perlu ditingkatkan.
  5. Mengidentifikasi celah dan risiko
    Dari hasil evaluasi, temukan area yang masih lemah dan memiliki potensi risiko tinggi. Identifikasi ini membantu organisasi menentukan langkah mitigasi yang lebih efektif.
  6. Menyusun roadmap perbaikan
    Berdasarkan hasil assessment, buat rencana strategis untuk meningkatkan level keamanan siber. Ini bisa mencakup investasi pada teknologi, pelatihan karyawan, atau revisi kebijakan keamanan.
  7. Monitoring dan evaluasi berkala
    Cyber maturity assessment bukan proses sekali jalan. Lakukan assessment secara berkala untuk memastikan peningkatan berkelanjutan dan kesiapan menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

 

Baca juga : Jurusan Cyber Security: Peluang Karir dan Pelatihan Menjanjikan

 

Manfaat Cyber Maturity Assessment

Melakukan cyber maturity assessment memberikan banyak keuntungan bagi organisasi dalam menghadapi ancaman siber. Berikut beberapa manfaat utamanya:  

  1. Mengidentifikasi kelemahan keamanan sebelum menjadi celah serangan
    Dengan menilai tingkat kematangan keamanan, organisasi dapat menemukan dan memperbaiki celah sebelum dimanfaatkan oleh peretas.  
  2. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri
    Assessment membantu memastikan bahwa kebijakan dan praktik keamanan selaras dengan regulasi seperti UU PDP, GDPR, atau standar seperti ISO 27001.  
  3. Mengurangi potensi kerugian akibat insiden keamanan
    Dengan memahami dan mengatasi risiko sejak dini, organisasi dapat menghindari biaya besar akibat kebocoran data atau serangan siber.  
  4. Meningkatkan kesadaran dan budaya keamanan dalam organisasi
    Cyber maturity assessment bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga membangun budaya keamanan yang lebih kuat di seluruh tim dan departemen.  
  5. Mempermudah pengambilan keputusan dalam investasi keamanan siber
    Dengan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat keamanan saat ini, organisasi dapat menentukan prioritas investasi pada teknologi dan strategi keamanan yang paling efektif.  

 

Bagaimana Cyber Security Maturity Assessment Membantu Perusahaan Anda?

Layanan Cyber Security Maturity Assessment dari Proxsis dirancang untuk membantu organisasi menilai tingkat kematangan sistem keamanan siber mereka. Dengan evaluasi mendalam menggunakan kerangka kerja yang terstruktur, Anda dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam sistem keamanan yang ada, serta langkah konkret untuk meningkatkannya.

Melalui layanan ini, Anda akan mendapatkan wawasan yang lebih jelas tentang bagaimana meningkatkan proteksi data dan infrastruktur Anda, mengurangi risiko ancaman, dan memastikan perusahaan tetap adaptif terhadap perkembangan teknologi dan regulasi. Ini adalah kesempatan besar untuk mengembangkan keterampilan di bidang keamanan siber, yang sangat relevan di era digital saat ini, dan membuka peluang karir yang lebih luas di industri yang terus berkembang pesat.

Jangan biarkan sistem keamanan Anda tertinggal. Dengan Cyber Security Maturity Assessment dari Proxsis, Anda akan mendapatkan strategi yang jelas untuk melindungi data dan memperkuat fondasi digital organisasi. Tingkatkan keamanan siber Anda hari ini, dan siapkan langkah sukses menuju masa depan yang lebih aman.

 

Kesimpulan

Cyber maturity assessment adalah langkah penting bagi perusahaan untuk memahami sejauh mana kesiapan mereka dalam menghadapi ancaman siber. Dengan menilai berbagai aspek seperti governance, manajemen risiko, budaya keamanan, dan kesiapan respons insiden, perusahaan dapat mengidentifikasi celah keamanan dan menyusun strategi perbaikan yang lebih efektif.  

Penilaian ini tidak hanya membantu dalam memitigasi risiko serangan, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri. Dengan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan, perusahaan dapat meningkatkan ketahanan siber dan melindungi aset digitalnya dengan lebih baik.  

 

FAQ : Cyber Maturity Assessment

  1. Bagaimana cara memilih framework yang tepat untuk cyber maturity assessment?
    Pemilihan framework tergantung pada kebutuhan perusahaan. NIST Cybersecurity Framework cocok untuk pendekatan sistematis, ISO 27001 untuk kepatuhan, CIS Controls untuk langkah-langkah praktis, dan FAIR untuk analisis risiko berbasis kuantitatif.
  2. Seberapa sering perusahaan harus melakukan cyber maturity assessment?
    Assessment sebaiknya dilakukan setidaknya sekali setahun atau setiap kali ada perubahan besar dalam infrastruktur IT, kebijakan keamanan, atau munculnya ancaman baru.
  3. Apakah semua perusahaan perlu melakukan cyber maturity assessment?
    Ya, terutama perusahaan yang mengelola data sensitif atau berada di industri dengan risiko tinggi terhadap serangan siber, seperti keuangan, kesehatan, dan e-commerce.
  4. Berapa lama proses cyber maturity assessment?
    Durasi assessment tergantung pada ukuran dan kompleksitas organisasi. Proses ini bisa berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada cakupan penilaian dan kedalaman analisis.
  5. Apakah cyber maturity assessment hanya untuk perusahaan besar?
    Tidak. Perusahaan kecil dan menengah juga perlu melakukan assessment ini untuk memahami tingkat keamanan mereka dan melindungi bisnis dari ancaman siber yang terus berkembang.

 

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

ICoFR adalah: Definisi, Sejarah, Penerapan, Implementasi, Integritas dan Implikasi POJK 15

ICoFR adalah: Definisi, Sejarah, Penerapan, Implementasi, Integritas dan Implikasi POJK 15

Apa Risiko Memasukkan Data Pribadi ke aplikasi DeepSeek AI Assistant

Apa Risiko Memasukkan Data Pribadi ke aplikasi DeepSeek AI Assistant

Transisi ke ISO 27001:2022 - Perbarui Sertifikasi Anda Sebelum Oktober 2025

Transisi ke ISO 27001:2022 – Perbarui Sertifikasi Anda Sebelum Oktober 2025

Menjaga Data Pribadi dalam Perspektif Islam: Prinsip dan Tindakan

Menjaga Data Pribadi dalam Perspektif Islam: Prinsip dan Tindakan

Apa Itu Business Process Mapping dan Strateginya di Tahun 2025?

Apa Itu Business Process Mapping dan Strateginya di Tahun 2025?  

Perlindungan Data Pribadi dalam Islam dan Regulasi Indonesia

Perlindungan Data Pribadi dalam Islam dan Regulasi Indonesia

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Dicky Tori Dwi Darmawan

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us