Cara Praktis Implementasi Framework COBIT 2019

Ditulis oleh :

Muhammad Ridho

Cara Praktis Implementasi COBIT 2019

Adopsi tata kelola IT atau IT Governance dirancang untuk memantau dan mengontrol kapabilitas teknologi. Sehingga stakeholder mampu mengambil keputusan positif terhadap bisnis.

Tentu, adopsi tata kelola ini bukanlah proses yang gampang.

Framework yang paling umum digunakan adalah Framework COBIT.

Mengacu ke ISACA, “COBIT adalah framework IT Governance yang menyediakan prinsip, praktik, alat, dan model yang sesuai secara global dan penciptaan value.”

COBIT 2019 memiliki peranan penting dalam memaksimalkan kontrol dan penciptaan nilai sehingga organisasi mencapai optimalisasi risiko, tata kelola, dan manajemen IT.

COBIT 2019 adalah evolusi dari COBIT 5. Evolusi COBIT berkembang menyesuaikan dengan teknologi pada masanya.

Sejarah Singkat Framework COBIT

Framework COBIT memiliki 3 versi yang diketahui secara umum. COBIT 4.1, COBIT 5, dan COBIT 2019.

Pada tahun 1996, ISACA merilis COBIT versi pertama menyesuaikan dengan teknologi Windows 95, Java, dan HTML 2.0 yang sudah digunakan oleh startup awal seperti Amazon, Match, ebay, dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu dengan adopsi teknologi untuk menciptakan value-value baru. Teknologi sukses mengeskalasi value-value ini. Sehingga terciptalah bisnis bidang teknologi seperti Twitter, Youtube, serta penerapan IoT pada gadget yang diciptakan oleh Apple.

Regulasi terkait teknologi informasi berkembang pula

Dengan perkembangan ini, ISACA menyesuaikan kerangka kerja COBIT sehingga menciptakan COBIT 4.1., COBIT 5, hingga versi terbaru COBIT 2019.

Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 2019

Mengacu ke artikel IT Governance Indonesia yang menyebutkan, COBIT 5 dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip: 

  • Memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder);
  • Mencakup organisasi secara menyeluruh (end-to-end);
  • Menerapkan satu framework tunggal yang terpadu;
  • Memungkinkan pendekatan yang holistik;
  • Memisahkan tata kelola dengan manajemen.

Sedangkan, untuk menyesuaikan teknologi IoT yang diadopsi pada smart gadget, menciptakan gelombang bisnis baru. Pada akhir tahun 2018, ISACA merilis framework COBIT versi yang paling baru, yaitu COBIT 2019. 

Pada framework COBIT 2019. Prinsip-prinsip dikategorikan menjadi 2 kategori Sistem tata kelola (governance system) & Prinsip untuk kerangka kerja tata kelola (governance framework).

Sistem tata kelola (governance system)

  • memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder);
  • mencakup organisasi secara menyeluruh (end-to-end);
  • menerapkan satu framework tunggal yang terpadu;
  • memungkinkan pendekatan yang holistik;
  • memisahkan tata kelola dengan manajemen;
  • penerapan sistem tata kelola yang dinamis;
  • dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Prinsip untuk kerangka kerja tata kelola (governance framework)

  • Berbasis model konseptual
  • Bersifat terbuka dan fleksibel
  • Selaras dengan standard-standard besar lainnya

Pembaruan ini dilakukan untuk menunjukan bahwa COBIT 2019 tidak ingin menjadi framework kaku dan statis yang “memaksa” organisasi untuk mengikutinya.

IT Governance Indonesia

Alasan Implementasi COBIT 2019

Evolusi dari COBIT 5, Semangat keterbukaan, fleksibilitas dan adaptabilitas dinyatakan secara eksplisit dalam prinsip-prinsip COIT 2019 diatas.

Selain itu prinsip keselarasan dengan standar-standar lain menunjukkan semangat untuk mempertahankan agar COBIT tetap dapat dijadikan sebagai payung besar yang menaungi penerapan berbagai standar teknis lain yang lebih spesifik.

Kategorisasi ini dilakukan untuk menunjukan bahwa COBIT tidak ingin menjadi framework kaku dan statis yang “memaksa” organisasi untuk mengikutinya.

Design Faktor COBIT 2019

Berbagai tahapan dan langkah dalam proses desain disediakan dalam Panduan Desain COBIT 2019 (COBIT 2019 Design Guide).

Mengikuti pendekatan ini akan menghasilkan rekomendasi untuk memprioritaskan tata kelola dan tujuan manajemen atau komponen sistem tata kelola terkait, untuk tingkat kemampuan target atau untuk mengadopsi varian spesifik dari komponen sistem tata kelola.

Alur kerja yang direkomendasikan untuk menggunakan faktor desain dapat dilihat pada gambar berikut.

Cara Praktis Implementasi COBIT 2019

Cara Implementasi Framework COBIT 2019 yang paling praktis adalah dengan tahapan sebagai berikut: 

Mengunduh Design Faktor COBIT 2019

Sangat disarankan agar pengguna mengunduh Perangkat Panduan Desain COBIT 2019 (Download disini) — alat Excel yang memfasilitasi alur kerja desain sistem tata kelola. Karena Toolkit ini termasuk contoh template dengan data yang diisi yang dapat digunakan sebagai referensi. Namun, perangkat kit ini dimaksudkan sebagai dokumen yang berfungsi, dan pengguna harus memodifikasi data untuk mencerminkan konteks khusus perusahaan.

Menyesuaikan Desain Faktor dengan Konteks Perusahaan

Selanjutnya, tidak perlu menggunakan semua faktor desain, hanya apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tertentu. Faktor desain tidak bersifat preskriptif tetapi berlaku umum. Oleh karena itu, praktisi dapat menggunakan faktor desain dan pendekatannya untuk memahami perspektif dan menyesuaikannya dengan mempertimbangkan konteks dan tujuan perusahaan.

COBIT 2019 adalah hanyalah framework untuk menghasilkan tata kelola IT yang efisien. Hal yang lebih penting adalah Visi, Strategi, Struktur, dan Teknologi yang pada perusahaanlah yang mampu membuat bisnis terus survive dan terus bertumbuh.

Bangun dan kembangkan tata kelola IT perusahaan Anda dengan COBIT 2019. Implementasikan COBIT 2019 bersama PROXSIS IT. Booking customer corner dengan kami sekarang! Gratis!

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Integrasi manajemen risiko dengan ISO 27001:2022

Mengintegrasikan Manajemen Risiko ke dalam ISO 27001:2022

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Erma Rosalina

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us