Fakta Digital Transformation

Ditulis oleh :

Muhammad Ridho

Digital Transformation

Di zaman serba teknologi seperti ini menuntut kita semua untuk merevolusi bisnis proses seluruh department sebuah perusahaan. Namun, faktanya digital transformation bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan. Riset terbaru dengan membagikan survey ke CEO, Direktur, dan Senior Executive berkesimpulan bahwa risiko Digital Transformation adalah hal yang paling dikhawatirkan. Hal ini juga didukung oleh artikel Forbes yang mengatakan hampir 70% perusahaan yang menerapkan inisiatif Digital Transformation tidak mampu mencapai target bisnisnya.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Proxsis IT merangkum alasannya sebagai berikut:

Kurang Memahami Strategi Bisnis Perusahaan

Banyak Leader salah menafsirkan arti digital transformation. Berinvestasi pada teknologi adalah langkah penting yang harus diambil, namun perencanaan strategi bisnis jauh lebih penting daripada berinvestasi pada teknologi tertentu. Leader yang menargetkan untuk meningkatkan performa perusahaan dengan menggunakan teknologi tertentu, sering kali salah tangkap mengenai pengertian digital transformation ini. Pengadaptasian transformasi digital memiliki arti jauh lebih luas dari itu, digital transformation menggabungkan strategi bisnis dengan teknologi ataupun kompetensi yang dibutuhkan.

Leader yang lebih memahami strategi bisnis yang dijalankan akan lebih cepat bertransformasi digital. Strategi bisnis merupakan keputusan yang dibuat oleh perusahaan demi mencapai target dan tujuan bisnisnya dengan cara yang paling efisien. Strategi bisnis memiliki beberapa komponen antara lain adalah Visi dan Misi Perusahaan, Nilai (Perusahaan, Analisis SWOT, Metode perusahaan, Rencana pembagian sumber daya, dan Pengukuran.

Alasan mengapa memiliki rencana sangat penting karena hal itu memberikan peluang bagi bisnis untuk menilai kinerja, kemampuan dan pengaruh yang dihasilkan teknologi yang diadopsi. Karena kurangnya keputusan strategis yang tegas, klien akan merasa disorientasi, dan produk atau penawaran akan tampak tidak fokus, dan tujuan bisnis akan menjadi ambigu. 

Tidak Ada Sistem untuk Mengukur Kinerja Tim

Christopher Meyer pernah berkata “Ketika sekelompok orang membangun sistem pengukuran, itu juga membangun tim. Salah satu manfaat memiliki tim membuat sistem pengukuran sendiri adalah bahwa anggota yang berasal dari fungsi yang berbeda akhirnya menciptakan bahasa atau visi yang sama, yang mereka butuhkan untuk bekerja sebagai tim yang efektif.”

Setiap perusahaan pasti memerlukan adanya sistem khusus untuk mengukur kinerja para pekerjanya. Karena jika tidak memiliki sistem yang tepat untuk mengukur kinerja personil ataupun teknologi yang diadopsi, maka setiap proses yang dijalankan menjadi tidaklah efektif, kurang memberikan pengaruh yang memuaskan. Sekalipun organisasi tampak berkinerja baik, ini bukan jaminan akan terus demikian karena tidak ada standar yang terukur. Karena kurangnya standar, tim tidak dapat menyepakati apa yang dimaksud dengan kesuksesan. Perintah dan kewajiban kerja dapat mengarahkan karyawan pada interpretasi unik mereka sendiri tentang hasil yang relevan, yang pada akhirnya menarik mereka ke arah yang berlawanan.

Menganggap Remeh Kultur Kolaborasi

Collaboration is a new the new Innovation

Kolaborasi bukanlah untuk department IT ataupun marketing saja. Kolaborasi diperlukan untuk memproduksi ide ide brilian yang mampu berdampak besar. Individu yang menganggap remeh kolaborasi cenderung kurangnya rasa percaya terhadap ke rekan satu timnya, atau tidak memiliki atasan yang memelihara agar menjadi lebih baik.

Pada prakteknya kolaborasi bertujuan untuk memperkuat organisasi dengan meningkatkan efektivitas tim dan mempromosikan pengambilan keputusan kolaboratif saat menghasilkan solusi dan tujuan. Meskipun benar bahwa mengembangkan lingkungan tim kolaboratif membutuhkan waktu, menyediakan waktu untuk kolaborasi nyatanya pada akhirnya akan membantu korporasi untuk menghemat waktu. Karena tujuan kolaborasi adalah untuk meningkatkan cara tim berkolaborasi dan memecahkan masalah, dimana hal ini sangat penting bagi semua orang untuk berpartisipasi. Tentunya kolaborasi akan menghasilkan lebih banyak kreativitas melalui proses yang lebih efisien, meningkatan kesuksesan, dan komunikasi yang ditingkatkan. Melalui mendengarkan aktif dan belajar dari anggota tim, tim dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama mereka.

Jika ingin menerapkan Digital Transformation harus mulai dari mana?

Digital Transformation is not About Technology

Harvard Business Review

Menyelaraskan Bisnis Objective dengan Strategi

Dalam dunia business strategi merupakan kunci dari keberlangsungan dan kesuksesan sebuah perusahaan. Strategi membantu pemilik bisnis dalam mendefinisikan bisnis mereka, memberi mereka seperangkat nilai dan tujuan. Ini juga berfungsi sebagai dasar di mana pemilik bisnis  dapat mengembangkan perusahaan mereka. Rencana tersebut membantu pemilik dalam memahami seperti apa kesuksesan dalam praktiknya. Ini berfungsi sebagai peta jalan bagi perusahaan mereka, mengarahkan pemilik business ke arah tujuan mereka sambil juga mengidentifikasi perhentian istirahat yang bermanfaat di sepanjang jalan. 

Rencana bisnis yang efektif memberikan peta jalan untuk berbagai bagian menjalankan bisnis, mulai dari perekrutan hingga struktur organisasi, dan bertindak sebagai fondasi kesuksesan. Ketika strategi sejalan dengan visi jangka panjang perusahaan, akan lebih mudah untuk memastikan bahwa setiap orang bekerja menuju tujuan yang sama. Ketika sumber daya terbatas dan tidak mungkin untuk menyelesaikan semua tugas sekaligus, metode ini juga dapat digunakan untuk menetapkan prioritas. Ketika semua orang dalam organisasi mengetahui strateginya, ia menetapkan kerangka kerja yang memungkinkan setiap orang untuk bekerja ke arah yang sama sambil tetap berada di jalurnya.

Menanamkan Digital First Mindset

Digital First Mindset sebuah perusahaan dapat dicirikan sebagai kumpulan sikap, tindakan, dan keyakinan yang dianut oleh perusahaan dan yang mempengaruhi rasa ingin tahu tentang teknologi digital yang mengganggu dalam bisnis. Karena saat ini manusia hidup di dunia digital, manajer harus mendorong karyawannya untuk mengadopsi sikap digital. Mentalitas digital memungkinkan perusahaan untuk memikirkan produk dan layanannya dari perspektif pelanggannya. Kemampuan untuk memvisualisasikan setiap langkah perjalanan digital yang dilakukan konsumen akan memungkinkan karyawan di seluruh departemen untuk membuat penyesuaian strategis dan teknologi sesuai kebutuhan. Strategi Digital-First memiliki potensi untuk mengubah perusahaan dalam berbagai cara dan mendorongnya maju ke masa depan serba digital yang pasti ada di cakrawala dalam hal ekonomi.

Memilih Strategic Partner

Sangat penting untuk sebuah perusahaan dapat memilih strategic partner yang cocok dengan nilai nilai yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Cocok disini dapat diartikan memiliki visi dan misi yang sesuai dengan idealisme business yang diajak bekerjasama. Strategic Partner adalah hubungan yang saling menguntungkan antara dua pihak, seringkali bisnis, yang bekerja sama untuk mengembangkan perusahaan masing-masing. Strategic Partner biasanya dibangun dengan penandatanganan kontrak. Bisnis dapat melakukan promosi silang, membangun kekuatan satu sama lain, mengisi celah di area pertumbuhan, berbagi intelijen, merekrut pelanggan baru, dan memperluas penawaran bisnis perusahaan kepada pelanggan yang sudah ada melalui koneksi strategis. Kolaborasi strategis yang sukses dapat membuka organisasi ke pasar yang sama sekali baru yang sebelumnya dianggap tidak mungkin tercapai. Meskipun memasuki pasar baru sendiri adalah prospek yang menakutkan, risiko yang terkait dengan melakukannya berkurang secara signifikan ketika melakukannya bersama dengan mitra.

Proxsis IT Sebagai partner terpercaya dalam transformasi digital di Indonesia memiliki visi untuk membantu perusahaan di Indonesia bertransformasi digital, hingga mampu berkompetisi di pasar global. Booking customer corner dengan tim ahli kami sekarang!

Rate this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Integrasi manajemen risiko dengan ISO 27001:2022

Mengintegrasikan Manajemen Risiko ke dalam ISO 27001:2022

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Erma Rosalina

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us