10 Contoh Kasus Pelanggaran Data Akibat Tidak Ada ISO 27701

Ditulis oleh :

rexy

10 Contoh Kasus Pelanggaran Data Akibat Tidak Ada ISO 27701

Dalam era di mana data dianggap sebagai aset berharga, perlindungan privasi informasi menjadi krusial bagi setiap organisasi. Keamanan data pribadi tidak hanya mencakup kewajiban hukum, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan pelanggan dan menjaga reputasi perusahaan. Seiring dengan meningkatnya volume dan kerumitan data yang diolah, manajemen privasi informasi menjadi tantangan yang semakin mendalam. 

Dalam upaya menjawab tantangan ini, standar internasional  ISO 27701 menjadi kunci dalam membentuk landasan yang kokoh untuk melindungi data pribadi. ISO 27701 menyediakan kerangka kerja holistik, membantu organisasi memahami, menerapkan, dan memelihara praktik terbaik dalam manajemen privasi informasi. Di bawah ini akan membahas pentingnya manajemen privasi informasi dan merinci peran krusial standar ISO 27701 dalam melindungi data pribadi di era digital yang penuh risiko ini.

 

Apa Itu ISO 27701?

ISO 27701 adalah standar internasional yang memainkan peran penting dalam manajemen privasi informasi pribadi. Sebagai ekstensi dari ISO 27001, standar terkemuka untuk keamanan informasi, ISO 27701 memberikan panduan khusus untuk organisasi dalam melindungi data pribadi. Fokus utamanya mencakup aspek pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penghapusan data pribadi. Lebih dari sekadar standar, ISO 27701 mengintegrasikan prinsip-prinsip dan kontrol keamanan informasi dari ISO 27001 dan ISO 27002, membentuk kerangka kerja manajemen privasi informasi yang terpadu.

Salah satu poin kunci dari ISO 27701 adalah kemampuannya untuk membantu organisasi mematuhi regulasi privasi global seperti GDPR, memastikan bahwa proses manajemen privasi sesuai  persyaratan hukum berlaku. Selain itu, standar ini menekankan perlunya melindungi hak individu terkait data, memastikan transparansi dan penghormatan terhadap privasi. ISO 27701 juga mendorong pemantauan dan peningkatan berkelanjutan, melalui proses audit dan evaluasi terus-menerus, memastikan keefektifan sistem manajemen privasi informasi dari waktu ke waktu. Dengan merangkul ISO 27701, organisasi dapat membangun fondasi yang kuat untuk menjaga keamanan dan privasi informasi pribadi, mendapatkan kepercayaan pemangku kepentingan, dan mematuhi standar internasional.

 

Baca juga : Risiko Pelanggaran Privasi dan Cara Mitigasinya dengan ISO 27701

 

Kenapa ISO 27701 Penting?

ISO 27701 memainkan peran krusial dalam menghadapi tantangan privasi informasi di era digital ini. Pertama, implementasi standar ini memberikan organisasi pedoman yang jelas untuk melindungi data pribadi dengan cara yang aman dan etis. Ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga menciptakan landasan yang kuat untuk membangun kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan. Dengan memberikan sinyal yang kuat tentang komitmen terhadap privasi, organisasi dapat memitigasi risiko reputasi dan membangun hubungan yang lebih kokoh dengan pelanggan.

Selanjutnya, ISO 27701 membawa manfaat konkret dalam pemenuhan regulasi privasi global. Standar ini membantu organisasi mendekati persyaratan dari regulasi seperti GDPR, mengurangi risiko denda dan sanksi hukum yang dapat muncul akibat pelanggaran privasi. Selain itu, dengan memberikan kerangka kerja yang terstruktur, ISO 27701 meningkatkan efisiensi operasional dan membantu organisasi mengelola risiko keamanan dan privasi secara lebih proaktif.

Selaras dengan ISO 27001, implementasi ISO 27701 tidak hanya memberikan perpanjangan yang mulus, tetapi juga menciptakan sistem manajemen yang terintegrasi untuk keamanan informasi dan privasi informasi. Ini memberikan keseluruhan gambaran yang komprehensif dan koheren tentang cara organisasi mengelola dan melindungi informasi.

Terakhir, ISO 27701 mendorong pemantauan dan peningkatan berkelanjutan. Dengan mengadaptasi praktik-praktik terbaik dan terus-menerus mengevaluasi efektivitas sistem manajemen privasi, organisasi dapat mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan regulasi, menjaga relevansi dan keefektifan dalam melindungi data pribadi. Dengan semua keuntungan ini, ISO 27701 bukan hanya menjadi alat kepatuhan, tetapi juga menjadi aset berharga dalam membangun budaya privasi informasi yang kuat dan efektif.

 

Baca juga : Langkah Mitigasi Insiden Privasi dan Pelanggaran Data

 

Contoh Kasus Pelanggaran Data

Mari kita telaah berbagai kasus kejahatan siber yang pernah terjadi di Indonesia pada daftar berikut ini agar Anda dapat memperoleh pembelajaran berharga dari setiap insiden!

  1. Pencurian Data di Bank Syariah Indonesia

    Sebuah kelompok peretas dari Rusia yang dikenal sebagai Lockbit menyatakan bahwa mereka berhasil menonaktifkan salah satu server Bank Syariah Indonesia (BSI) pada bulan Mei 2023. Penonaktifan server tersebut mengakibatkan tidak dapat diaksesnya aplikasi mobile banking oleh nasabah. Selain itu, BSI juga kehilangan sekitar 1,5 TB data, termasuk data pribadi nasabah dan karyawan. Kejadian ini tergolong sebagai ransomware karena Lockbit menuntut pembayaran sejumlah uang agar data tersebut tidak dijual di dark web.
  1. Pembobolan Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)

    Kasus pembobolan data milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merupakan salah satu dari serangkaian kasus kejahatan siber yang terjadi sepanjang tahun 2022. Pelaku, Bjorka, berhasil mencuri data registrasi kartu SIM milik Kominfo dengan memanfaatkan kelemahan dalam sistem keamanan server milik mereka. Para korban pembobolan data oleh Bjorka umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan dalam negeri yang memiliki kelemahan dalam sistem keamanan server mereka.
  1. Peretasan Website Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI)

    MFW, inisial dari pelaku peretasan website Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) pada tahun 2021, ternyata memiliki alasan yang unik. Remaja asal Lahat tersebut mengakui bahwa dia hanya iseng dan ingin mengisi waktu luang dengan meretas website. Akibatnya, website Kejagung RI mengalami perubahan tampilan, yaitu munculnya logo ‘HACKED’ berwarna merah dan kalimat pemberitahuan yang bernada protes. MFW juga berhasil mencuri 3.086.224 data pribadi dan menjualnya ke sebuah forum.
  1. Pencurian Data Polri

    Kasus pencurian data milik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terjadi pada bulan November 2021 oleh seorang peretas dengan username Twitter @son1x666. Pelaku tersebut mengklaim telah mencuri 28.000 informasi login dan data pribadi. Tak berhenti di situ, pelaku juga membagikan tiga tautan yang berisi sampel data dari database Polri dan mencakup data pribadi anggotanya.
  1. Website DPR RI Berganti Nama

    Kejahatan siber juga terjadi karena pelaku ingin melakukan hacktivism. Serangan ini terjadi pada website milik pemerintah atau lembaga kenegaraan agar pesan mereka didengar. Salah satu lembaga negara yang menjadi korban hacktivism adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Website DPR RI mengalami serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS) yang ditandai dengan lonjakan trafik, menyebabkan kerusakan pada server, dan perubahan tampilan pada bagian header website. Meskipun server ditutup sementara untuk perbaikan, website DPR RI tetap mengalami keterlambatan setelah berhasil dipulihkan.
  1. Kebocoran Data Pengguna Tokopedia

    Perusahaan startup juga pernah menjadi mangsa kejahatan siber. Tokopedia, sebagai contoh, mengalami insiden ini pada tahun 2020. Pelaku yang menggunakan nama samaran ShinyHunters membocorkan sekitar 91.000.000 data pengguna Tokopedia dan 7.000.000 data penjual.Metode serangan yang digunakan ShinyHunters tidak diketahui dengan pasti, namun para pakar menduga bahwa peretas memanfaatkan kerentanan dalam sistem Cloud milik Tokopedia. ShinyHunters juga diduga melakukan serangan SQL injection yang dianggap kompleks, menyebabkan kebocoran data dalam jumlah besar. Informasi tersebut kemudian dijual dengan harga yang fantastis.Tokopedia tidak tinggal diam. Mereka memastikan bahwa data pengguna tetap aman dengan mengenkripsi data menjadi kode rahasia yang tidak dapat dibaca oleh peretas. Aksi dari pihak Tokopedia ini mendorong peretas untuk mencuri data dengan cara lain, termasuk melancarkan serangan phishing melalui email kepada pengguna. Tokopedia kembali beraksi dengan memberikan imbauan kepada pengguna untuk secara berkala mengganti kata sandi mereka.
  1. Website Tempo Down

    Tidak hanya lembaga pemerintahan, portal berita milik Tempo Media juga menjadi korban serangan hacktivism. Pada tahun 2020, peretas mengambil alih server DNS Tempo sehingga portal berita tersebut tidak dapat diakses untuk sementara. Lebih lanjut, website Tempo mengalami perubahan tampilan menjadi hitam, memutar lagu ‘Gugur Bunga’, dan menampilkan unggahan yang meminta untuk menghentikan penyebaran berita palsu.
  1. Peretasan Channel YouTube BNPB

    Serangan kejahatan siber tidak hanya terbatas pada website. Akun di platform berbagi video seperti YouTube juga menjadi sasaran serangan kejahatan siber. Akun resmi YouTube milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalami peretasan pada bulan Desember 2021. Channel YouTube dengan nama ‘BNPB Indonesia’ berubah nama menjadi ‘Ethereum 2.0’.Para peretas juga melakukan siaran langsung di akun YouTube yang sama dengan judul ‘Ethereum CEO: Ethereum Breakout! Ethereum News, ETH 2.0 RELEASE Date’. Mereka juga menyerang akun YouTube milik Jerome Polin dengan mengganti nama channel menjadi ‘Ethereum’ dan melakukan siaran langsung dengan topik yang sama.
  1. Kebocoran Data Asuransi BRI Life

    Dunia perbankan dan asuransi juga tidak luput dari kasus kejahatan siber. Sebagai contoh, pada bulan Juli 2021, perusahaan asuransi BRI Life mengalami kebocoran data sekitar 2.000.000 nasabah, yang kemudian dijual secara online dengan harga sekitar Rp101.600.000.Akun Twitter @UnderTheBreach mengklaim bahwa peretas telah mengakses 250GB data BRI Life, termasuk 2 juta data nasabah dalam format file PDF dan 463.000 dokumen lainnya, yang berisi informasi seperti foto KTP, nomor rekening, nomor pajak, akta kelahiran, dan rekam medis. Kebocoran data ini terjadi karena adanya kerentanan dalam sistem elektronik BRI Life yang disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
  1. Serangan Website Citilink dan Tiket.com

    Terakhir, mari kita tinjau kasus kejahatan siber yang lebih lama. Kasus ini terjadi pada bulan Oktober dan melibatkan dua website pemesanan tiket terbesar di Indonesia, yaitu website Tiket.com dan server Citilink. Sebuah kelompok peretas yang masih remaja berhasil meretas website dan server tersebut, menyebabkan kerugian hingga Rp4.100.000.000 untuk Tiket.com dan Rp2.000.000.000 untuk Citilink.Kasus ini terungkap setelah Tiket.com melaporkan pencurian website mereka ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada tanggal 11 November 2016. Berdasarkan hasil penyelidikan, tindakan yang dilakukan oleh peretas tersebut sebenarnya tidak rumit.

 

Baca juga : Langkah Strategis Integrasi ISO/IEC 27001:2022, ISO 22301:2019, dan ISO/IEC 27701:2019

 

Dampak Pelanggaran Data

Pelanggaran data memiliki dampak serius baik pada tingkat organisasi maupun individu. Pada tingkat organisasi, pelanggaran tersebut dapat menimbulkan kerugian keuangan yang signifikan, terutama dalam memperbaiki kerentanan keamanan dan mengembalikan data yang hilang. Operasional perusahaan juga dapat terganggu, mengakibatkan downtime dan kekacauan internal. Karyawan, sebagai pemegang informasi internal, mungkin kehilangan kepercayaan terhadap manajemen. Tuntutan hukum juga bisa mengintai, dengan kemungkinan adanya gugatan dari pihak yang terdampak.

Pada tingkat individu, korban pelanggaran data menghadapi risiko pencurian identitas dan penipuan finansial. Ketidaknyamanan emosional juga bisa muncul sebagai dampak dari situasi tersebut. Namun, dampak yang paling terlihat adalah pada reputasi dan kepercayaan pelanggan. Pelanggan cenderung kehilangan kepercayaan dan loyalitas terhadap perusahaan yang mengalami pelanggaran data, merugikan reputasi dan mengurangi penjualan.

Pemulihan reputasi memerlukan upaya dan biaya yang signifikan, termasuk kampanye khusus untuk membangun kembali kepercayaan pelanggan. Dengan demikian, pelanggaran data bukan hanya masalah keamanan informasi tetapi juga menyangkut stabilitas finansial, operasional, dan reputasi, menekankan pentingnya pencegahan dan respons yang cepat dari organisasi.

 

Baca juga : Privasi Data yang Terlindungi : Apa yang Ditawarkan oleh ISO/IEC 27701:2019

 

Kaitan ISO 27701 dengan Penghindaran Pelanggaran Data

ISO 27701 memiliki peran sentral dalam membentuk landasan untuk mencegah pelanggaran data dengan memberikan panduan yang jelas untuk manajemen privasi informasi. Standar ini menekankan perlunya perlindungan data pribadi melalui identifikasi, penilaian risiko, dan pengelolaan kebijakan privasi. Salah satu aspek penting yang membuat ISO 27701 efektif dalam penghindaran pelanggaran data adalah fokusnya pada keamanan dan privasi informasi.

Sebagai contoh, ZTE Corporation merupakan perusahaan terkemuka di dunia yang menyediakan sistem telekomunikasi, teknologi perusahaan, dan teknologi konsumer di sektor internet seluler. ZTE Corporation telah meraih sertifikat ISO/IEC 27701:2019 PIMS (Privacy Information Management System) atas manajemen SDM pada 2021. Standar mendukung ZTE mematuhi Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi Tiongkok, Regulasi Proteksi Data Umum (General Data Protection Regulation) Uni Eropa, serta ketentuan dan regulasi tentang perlindungan data di negara dan wilayah lain.

Sertifikasi ISO/IEC 27701:2019 meliputi kegiatan manajemen SDM yang dikelola Departemen SDM ZTE Corporation. Rangkaian kegiatan ini terdiri atas rekrutmen dan alokasi pegawai, kompensasi dan tunjangan, manajemen kaderisasi, budaya perusahaan, hubungan ketenagakerjaan, serta berbagai bidang bisnis, seperti perlindungan privasi dalam sistem informasi SDM, penerapan hukum dan regulasi, keamanan informasi perusahaan, keamanan area fisik, dan manajemen pengadaan barang.

ZTE telah menerapkan hukum dan regulasi eksternal dalam sistem dan aturan tata kelola perusahaan, serta merumuskan kebijakan manajemen yang mudah dilaksanakan sesuai standar ISO/IEC 27701:2019. Seluruh sistem dan aturan ini, serta kebijakan manajemen, telah terintegrasi dengan aktivitas manajemen SDM melalui perangkat digital. Hal tersebut menjamin keamanan dan kredibilitas pengolahan informasi ketenagakerjaan, serta legitimasi dan aspek kepatuhan manajemen proses.

Pengembangan sistem proteksi informasi pribadi bagi tenaga kerja di ZTE telah menghasilkan pencapaian penting. Pencapaian ini sangat mencerminkan langkah ZTE dalam melindungi informasi pribadi, sesuai dengan hak dan kepentingan tenaga kerja, serta pemenuhan tanggung jawab oleh ZTE sebagai perusahaan pemberi kerja.

 

Keuntungan Langsung dari ISO 27701

ISO 27701, sebagai standar manajemen privasi informasi, memberikan sejumlah keuntungan langsung kepada organisasi yang mengadopsinya. Pertama-tama, keuntungan yang paling mencolok adalah peningkatan keamanan dan perlindungan terhadap data pribadi. Standar ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana mengelola dan melindungi informasi pribadi, membantu organisasi untuk mengidentifikasi potensi risiko, dan menetapkan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

Selain itu, standar ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk pengelolaan risiko privasi, memungkinkan organisasi untuk mengadopsi pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengatasi risiko-risiko yang terkait dengan informasi pribadi. Ini tidak hanya memperkuat keamanan data, tetapi juga membantu organisasi dalam mematuhi peraturan privasi yang semakin ketat.

Dengan menerapkan ISO 27701, organisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka melalui proses-proses yang lebih terstruktur dan terdokumentasi. Hal ini membantu dalam mengurangi potensi kesalahan atau kebocoran data yang disebabkan oleh kekurangan prosedur internal. Selain itu, dengan mengamankan dan mengelola informasi pribadi dengan baik, organisasi dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Kepercayaan pelanggan adalah aspek kritis dalam dunia bisnis modern. ISO 27701 membantu menciptakan lingkungan dimana pelanggan merasa yakin bahwa informasi pribadi mereka dikelola dengan baik dan aman. Dengan memperlihatkan komitmen terhadap standar internasional ini, organisasi dapat membedakan diri mereka dari pesaing dan membangun reputasi yang kuat dalam hal keamanan dan privasi informasi. Kepercayaan pelanggan yang tinggi dapat menghasilkan loyalitas, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan berpotensi membuka peluang bisnis baru.

 

 

Implementasi ISO 27701

Implementasi ISO 27701 sebagai standar manajemen privasi informasi, melibatkan serangkaian langkah-langkah praktis yang dapat membantu organisasi memenuhi persyaratan standar tersebut. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Penetapan Ruang Lingkup

    Identifikasi dan tentukan ruang lingkup penerapan ISO 27701. Fokus pada jenis data pribadi yang diolah dan aktivitas pengolahan data yang dilakukan oleh organisasi.
  1. Penilaian Risiko Privasi

    Lakukan penilaian risiko privasi untuk mengidentifikasi potensi risiko terhadap data pribadi. Evaluasi dampaknya dan tentukan langkah-langkah mitigasi yang sesuai.
  1. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur

    Buat kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan standar ISO 27701. Pastikan bahwa seluruh organisasi memahami dan mematuhi kebijakan tersebut.
  1. Pelibatan Pihak Terkait

    Libatkan pihak terkait baik internal maupun eksternal. Pastikan bahwa semua anggota organisasi terlibat dalam pengelolaan privasi informasi.
  1. Pengelolaan Perubahan

    Terapkan mekanisme pengelolaan perubahan untuk memastikan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan atau prosedur diakomodasi dan diomunikasikan dengan baik.
  1. Pelatihan dan Kesadaran

    Berikan pelatihan kepada karyawan mengenai kebijakan privasi dan prosedur yang telah ditetapkan. Tingkatkan kesadaran mengenai pentingnya privasi informasi.
  1. Pengelolaan Insiden Privasi

    Tetapkan prosedur untuk menangani insiden privasi, termasuk pelaporan dan investigasi. Pastikan bahwa organisasi siap mengatasi pelanggaran data jika terjadi.
  1. Audit Internal

    Lakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi keefektifan sistem manajemen privasi. Pastikan bahwa organisasi terus mematuhi standar ISO 27701.
  1. Sertifikasi Eksternal

    Pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi eksternal dari lembaga sertifikasi yang akreditasinya diakui. Sertifikasi dapat meningkatkan kepercayaan pihak eksternal terhadap kepatuhan organisasi terhadap ISO 27701.

 

Baca juga : Mengenal Jenis Keamanan Data (Data Security): Apa yang Perlu Anda Ketahui?

 

Tantangan yang Mungkin dihadapi:

  1. Kompleksitas Bisnis

    Organisasi dengan struktur bisnis yang kompleks mungkin menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengelola seluruh aktivitas pengolahan data.Cara Mengatasi:
    Pisahkan implementasi ke dalam tahapan yang lebih kecil dan identifikasi penerapan prioritas berdasarkan risiko dan dampak.
  1. Kurangnya Sumber Daya

    Keterbatasan sumber daya, baik dalam hal personel maupun keuangan, dapat menjadi hambatan dalam implementasi.Cara Mengatasi:
    Tentukan prioritas yang jelas, alokasikan sumber daya dengan efisien, dan pertimbangkan untuk mendapatkan dukungan eksternal jika diperlukan.
  1. Tingkat Kesadaran yang RendahRendahnya kesadaran karyawan mengenai privasi informasi dapat menghambat implementasi.Cara Mengatasi:
    Berikan pelatihan yang efektif dan komunikasikan secara teratur mengenai pentingnya kepatuhan terhadap ISO 27701.
  1. Perubahan Budaya Organisasi

    Mengubah budaya organisasi untuk lebih memprioritaskan privasi informasi bisa menjadi tantangan.Cara Mengatasi:
    Libatkan pimpinan organisasi, tingkatkan kesadaran, dan tunjukkan manfaat jangka panjang dari perubahan budaya ini.

 

Rekomendasi untuk Organisasi

Rekomendasi untuk Organisasi dalam Menghindari Pelanggaran Data:

  1. Penilaian Risiko RutinLakukan penilaian risiko secara teratur untuk mengidentifikasi potensi risiko terhadap keamanan data. Evaluasi dampaknya dan terapkan langkah-langkah mitigasi yang sesuai.
  1. Kebijakan Keamanan Data yang KuatImplementasikan kebijakan keamanan data yang kuat, mencakup enkripsi data, pengaturan akses yang ketat, dan pemantauan aktif terhadap aktivitas pengolahan data.
  1. Pelatihan KaryawanBerikan pelatihan kepada karyawan mengenai keamanan data, termasuk praktik terbaik dalam mengelola dan melindungi informasi sensitif.
  1. Pengelolaan Akses PenggunaBatasi akses pengguna sesuai dengan tanggung jawab dan kebutuhan pekerjaan. Penerapan konsep “least privilege” dapat mengurangi risiko pelanggaran data.
  1. Pemantauan Aktivitas PenggunaLakukan pemantauan aktif terhadap aktivitas pengguna untuk mendeteksi potensi ancaman atau perilaku yang mencurigakan.
  1. Penanganan Perangkat BergerakTerapkan kebijakan keamanan yang khusus untuk perangkat bergerak, termasuk enkripsi data, pengaturan kunci yang aman, dan pelaporan hilang atau dicuri dengan cepat.
  1. Manajemen Pihak KetigaPeriksa dan kelola keamanan data pihak ketiga dengan cermat. Pastikan bahwa mitra dan vendor mematuhi standar keamanan yang setara.
  1. Respons Terhadap InsidenTetapkan rencana respons insiden yang jelas dan diuji secara berkala. Persiapkan tim respons insiden yang terlatih.
  1. Ketentuan Hukum dan KepatuhanPahami dan patuhi ketentuan hukum dan regulasi terkait privasi data yang berlaku di wilayah operasi organisasi.
  1. Audit InternalLakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap kebijakan keamanan data dan mengidentifikasi potensi perbaikan.

 

Alasan Mengapa Menerapkan ISO 27701 Adalah Langkah Cerdas:

  1. Standar InternasionalISO 27701 adalah standar internasional yang secara khusus merinci persyaratan sistem manajemen privasi informasi. Mengadopsi standar ini membantu organisasi untuk mengikuti praktik terbaik secara global.
  1. Kepercayaan PelangganSertifikasi ISO 27701 memberikan kepercayaan kepada pelanggan bahwa organisasi mengelola privasi informasi mereka dengan serius, meningkatkan citra dan reputasi organisasi.
  1. Kepatuhan dengan RegulasiISO 27701 dirancang untuk mendukung organisasi dalam memenuhi persyaratan hukum dan regulasi privasi data, seperti GDPR (General Data Protection Regulation).
  1. Manajemen Risiko Privasi yang SistematisStandar ini memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk mengelola risiko privasi, membantu organisasi mengidentifikasi, menilai, dan mengatasi risiko dengan pendekatan yang terstruktur.
  1. Peningkatan Keamanan DataISO 27701 mendorong penerapan langkah-langkah keamanan data yang kuat, termasuk kontrol akses, enkripsi, dan manajemen risiko yang dapat meningkatkan keamanan data secara keseluruhan.
  1. Keunggulan BersaingOrganisasi yang memegang sertifikasi ISO 27701 dapat memiliki keunggulan bersaing karena menunjukkan kesiapan dan komitmen dalam mengelola privasi informasi pelanggan.
  1. Pemeliharaan KepatuhanDengan menerapkan ISO 27701, organisasi dapat secara proaktif memelihara kepatuhan dengan standar privasi data yang terus berkembang.
  2. Fokus pada Transparansi dan AkuntabilitasISO 27701 menekankan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan privasi informasi, membantu organisasi untuk tetap terbuka dan bertanggung jawab terhadap pemangku kepentingan.

 

Dari kesimpulan diatas, ISO 27701 membawa manfaat signifikan bagi organisasi dalam mengelola dan melindungi data pribadi. Standar ini memberikan panduan yang jelas, terstruktur, dan komprehensif untuk membentuk sistem manajemen privasi informasi yang kuat, mengurangi risiko pelanggaran data, serta memperkuat kepercayaan pelanggan. Keuntungan langsung melibatkan peningkatan reputasi, kepatuhan terhadap regulasi privasi, dan diferensiasi positif dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif.

Dengan mengadopsi ISO 27701, organisasi dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menjaga privasi informasi, menciptakan keunggulan kompetitif, dan memenangkan kepercayaan pelanggan. Langkah-langkah praktis yang ditawarkan oleh ISO 27701 dianggap sebagai investasi yang berharga dalam memastikan keberlanjutan dan kesuksesan jangka panjang. Melindungi data pribadi bukan hanya menjadi kewajiban etis, tetapi juga suatu kebijakan yang cerdas dan strategis untuk mencapai keunggulan di era digital ini. Dengan demikian, mari bersama-sama mengambil langkah proaktif dalam memastikan keamanan dan keamanan informasi pribadi, menjadikan privasi sebagai prioritas utama dalam perjalanan bisnis.

Konsultasikan kebutuhan ISO/IEC 27701:2019 Anda dengan ahli kami hari ini dan pastikan bahwa informasi pribadi dan keamanan data perusahaan Anda berada dalam tangan yang aman. Dapatkan konsultasi ISO/IEC 27701:2019 terbaik sekarang!

5/5 - (1 vote)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Artikel Lainnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Mengenal TOGAF: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memilih Kerangka Kerja Terbaik: TOGAF vs Zachman Framework vs Gartner

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Memahami Metode TOGAF: ADM dan Manfaatnya untuk Arsitektur Enterprise

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Implementasi TOGAF: Panduan Praktis untuk Kesuksesan

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Memahami Komponen-Komponen Penting dalam Kerangka Kerja TOGAF

Integrasi manajemen risiko dengan ISO 27001:2022

Mengintegrasikan Manajemen Risiko ke dalam ISO 27001:2022

Hubungi Kami

Contact Us

Roni Sulistyo Sutrisno

Andrianto Moeljono

Erma Rosalina

Andriyanto Suharmei

Ajeng Diana Dewi Mursyidi

Membership

    Pendaftaran Komunitas

    Contact Us